Pagi ini saya menerima forwardan pesan seorang teman. Isinya testimoni seseorang yang telah “debt free” dengan melunasi KPR nya.
Rupa nya bank selama ini telah demikian dzolim terhadap orang tersebut, dan betapa hidupnya dibuat sengsara, usaha jadi susah. Gara-gara ngutang ke Bank. Dan dia percaya kini telah bebas dan siap menatap masa depan yang lebih cerah indah berseri2.
Rupanya setelah trend gunting KK, sebentar lagi ada trend baru, melunasi KPR/ KPM/ KTA.. dll.
Ini bagus. Karena arti nya semakin banyak yang sudah cukup kaya sehingga tidak lagi membutuhkan hutang.
Namun menurut hemat saya, ada “kesalahan logika” dalam penuturan testimoni-testimoni tersebut yang wajib kita waspadai.
Eh tapi sebentar…
Sebelum lanjut, saya mau tegaskan, bahwa saya bukan mau membela bank, membela “riba”, atau menjadi penganjur hutang. Ini bukan soal bela-belaan. Tapi saya mau bicara pola pikir saja.
Kalau soal “riba” sudah ada dalilnya dan maklis ulama yang menyatakan pendapatnya, sehingga Anda tinggal yakini dan lakukan, apa yang Anda percayai. So, saya juga tidak akan bahas dalil dan hukum agama.
Jadi ini bukan soal bela-belaan.
Kesalahan logika yang mendasar adalah pernyataan bahwa: “hutang bank itu menyengsarakan”.
Buat saya ini mengandung kesalahan logika. Kalau hutang bank, misalnya KPR menyengsarakan, maka akan ada milyaran orang diseluruh dunia yang saat ini sedang berhutang kepada bank, yang berada dalam status “sengsara”.
Fakta nya, di seluruh dunia ternyata lebih banyak pengguna hutang yang tidak sengsara dibanding yang sengsara.
Kok tau? Ya tau.. buktinya debitur yang masuk kategori macet cet, tidak lebih dari 5%.
Artinya sisanya mampu bayar, dan pastinya penghasilannya cukup buat bayar, dan kemungkinan besar hidupnya tidak sengsara.
Bank itu bisnis. Yang ditawarkan ke pelanggannya pasti “value” bukan kesengsaraan. Kalau secara konsep memang menyengsarakan, saya yakin bisnisnya tidak akan jalan berabad-abad begini. Mana ada pelanggan datang untuk disengsarakan. Sesimpel itu.
Mungkin Anda bertanya: “Lalu siapa yang telah menyengsarakan diri saya, yang akhirnya terbelit hutang dan hidup megap-megao ini? Bukankah ini semua gara-gara Bank? Gara-gara hutang? Gara-gara KPR? Gara-gara Kartu Kredit?”
Jawaban saya: “Yang salah ya Anda sendiri. Saya ulangi: Ya, Anda.. Anda yang telah menyengsarakan diri Anda sendiri.”
Anda dengan gaya hidup Anda yang lebih besar pasak daripada tiang…
Anda yang tidak mau memperbaiki cara mengelola keuangan usaha…
Anda yang tidak mau belajar cara meningkatkan pendapatan….
Anda yang tidak mau bekerja lebih keras dari hari ini…
Anda yang maunya penampilan macho padahal saldo nya melongo… #helloo
Selama itu tidak diperbaiki, ya kesengsaraan akan betah mendampingi.
Makanya jangan bingung kalau meski KK sudah digunting, rumah sudah dijual, KPR ditutup dan bela-belain ngontrak rumah, tapi kok masih sengsara. Ya bisa saja, kalau pola mengelola uangnya tidak berubah.
Maka, silakan bagi yang anti hutang bank karena keyakinan yang di anut, itu buat saya keren.
Silakan, yang memutuskan tidak berhutang ke bank karena percaya mampu membesarkan usaha dengan modal sendiri atau kerjasama, itu buat saya cakep banget.
Tapi kalau Anda merasa dengan tidak berhutang ke bank lantas sudah dijamin kehidupan keuangan Anda bebas dari kesengsaraan? Think twice! (FR)
Kalau bunga tabungan di bank, haram atau tidak?
Jika haram, kenapa banyak yayasan islam yang masih membuka tabungan di bank konvensional ya Pak?
Ada yang berpendapat, bunga dari bank nanti akan disedekahkan ke fakir miskin, itu tidaklah mengapa. Selama kita tidak mengambil manfaat ari bunga bank
Sangat bermanfaat, terima kasih sudah sharing.
Mas fauzi rahmanto, sy kurang sependapat dengan dgn anda mengenai paragraf terakhir : “Tapi kalau Anda merasa dengan tidak berhutang ke bank lantas sudah dijamin kehidupan keuangan Anda bebas dari kesengsaraan? Think twice! (FR)”
Seaindainya mas fauzi seorang muslim, lebih baik pendapat ini dihapus atau dirubah kata-katanya, krn kehidupan ini sudah dijamin oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, setiap orang tidak akan mati sebelum rizkinya sempurna.
Baik mas fauzi, demikian masukan yg bisa sampaikan
+1
tidak sedikit juga pengusaha besar yang cashflownya bagus tapi bangkrut gara-gara hutang di bank, bagi mereka yang menghindari bank bukan berarti mereka tidak mau berhutang, mereka hanya ingin terbebas dari dosa, yang mereka yakini bahwa riba adalah dosa. ini hanya soal keyakinan dan ketenangan, apabila dengan mereka tidak berhutang ke bank bisa membuat mereka yakin dan tenang, maka itulah jalan yang mereka pilih. bukankah itu yang di cari oleh kita?
sengsara atau tidak, yang dicari adalah keberkahan. kalau Allah sudah perintahkan untuk jauhi Pasti itu baik bagi manusia.
bukan melihat manfaat atau bukan. manajemen Keuangan bagus atau tidak.sudah kaya atau masih miskin.
beda jaman, beda roda perekonomian. dijaman sekarang cari modal dengan cara menabung kayanya kurang tepat. baru setengah tabungan untuk modal terkumpul sudah keburu keduluan orang lain buka usaha. begitu pula untuk memperbesar usaha, perlu modal. jangan sampai usaha yang kita geluti jadi redup dan mati total karena kalah cepat dengan pesaing mengembangkan usaha.
Bukan masalah miskin atau kaya atau bank non bank selama masih mengandung riba jauhi sejauh-jauhnya tak usah mencari pembenaran kok si anu masih ke bank anu dll. Yang masih membela riba berarti ngajak peranf sama Alloh dan rosulnya inipun hanta berlaku untuk yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk yang lain tidak berlaku kok.
Saya udah berpikir ribuan kali Mas… Gak cuma TWICE…
Ini jawabannya: https://www.youtube.com/watch?v=1zHkctUCWgA
Wallohua’lam bisshowab…
artikel sesat,, buat yg muslim, jangan coba2 lagi terjerat RIBA, yang datang dari ALLOH sudah seharusnya kita dengar dan taat,, ayo sama2 kita lepas dari RIBA,, Insyaa Alloh selamat dunia akhirat.
Saya geleng2 kepala aja baca artikel ini.. gak nyangka bakal posting artikel murahan seperti ini…
Kenapa anda tidak mau membahas dalil mas?? Logika manusia yg buat karena berfikir.. tp dalil Allah SWT lah yg buat agar manusia berfikir… trims
maaf klo ada kekurangan..
say no riba…..
Banyak orang yg berpikir layaknya seperti yg di artikel. Sebelum di kasi musibah dari Alloh SWT. Sudah di perjelas akan sengsara dunia akhirat. dan akan di perangi oleh Alloh SWT dan rasul nya.
Benar sekali saya sependapat.
Kalau pengelolaan uang buruk mau utang ke bank atau tidak tetep menyengsarakan.
Tapi tetep, riba haram bagi umat Muslim